PRESS RELEASE |
|
|
(21/08/20) Jakarta, pada Jumat malam (20/08) pukul 21.30 sampai dengan dini hari 01.15 telah dilangsungkan pertemuan tertutup antara Koordinator Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), Damien Dematra dengan Habieb Rizieq (Ketua Umum FPI) di markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan. Dalam pertemuan ini hadir juga empat petinggi FPI lainnya (perwakilan Dewan Syuro, Sekjen, Wakil Sekjen, dan Ketua). Pertemuan yang sebelumnya direncanakan pada Rabu (18/08) kemarin sempat dibatalkan karena alasan telah heboh di Twitter, namun komunikasi yang terus dibuka oleh kedua belah pihak telah mencairkan deadlock ini dan tercapailah beberapa kesepakatan. Pertama, bahwa ternyata ada kesamaan platform konsep pluralisme antara GPP dan FPI, di mana pluralisme yang dianut kedua belah pihak adalah pluralisme sosial dan bukan pluralisme agama, yang artinya adalah tidak ada penyamarataan agama dan setiap orang menghargai kemajemukan atau ke-bhinneka-an. Kedua, FPI bersedia melakukan dialog dalam rangka melawan “Hari Pembakaran Al-Quran Sedunia” untuk mencari jalan keluar. Untuk itu, pihak FPI telah memberikan slot dua jadwal. Pada minggu depan, sekitar 20-30 petinggi FPI yang dipimpin Habieb Rizieq akan bertamu ke Komisi Waligereja Indonesia (KWI). Pada jadwal berikutnya, akan dilakukan pertemuan ke kantor pusat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam rangka melakukan dialog. Ketiga, FPI dan GPP telah sepakat akan intensif melakukan dialog, di mana GPP akan memfasilitasi dialog-dialog antara FPI dengan pihak-pihak yang ingin berdialog, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu keagamaan di Indonesia. Foto-foto pertemuan ini (dalam high resolution) dapat diakses di www.damiendematra.com dan dapat dipergunakan untuk keperluan pemberitaan.
|